Merdeka.com – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel sesumbar mampu menekan biaya logistik di bawah 10 persen dalam negeri dalam kurun waktu lima tahun. Optimismenya tersebut dilatarbelakangi pembangunan sejumlah proyek infrastruktur pada Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kita berupaya terus untuk menekan cost. Tentu setelah infrastruktur sudah berkembang dan sudah jadi, tentunya biaya logistik kita bisa di bawah 15 persen, atau bahkan bisa di bawah 10 persen dalam jangka waktu 5 tahun ke depan,” ujar Rahmat di Cibitung, Bekasi, Kamis (9/4).
Faktor pendukung lainnya, lanjut Rachmat, yakni memperbaiki iklim usaha serta pembenahan sistem logistik yang ada. “Memperbaiki infrastrukturnya, kemudian iklim usahanya. Sektor logistik itu sendiri yang harus kita bangun. Sistemnya kita bangun,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil meyakini, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) bakal mengurangi tingginya biaya logistik. Sistem ini juga diklaim mampu menurunkan biaya logistik dari saat ini 24 persen menjadi 19 persen.
Bahkan Sofyan sesumbar ini bisa diimplementasikan dalam waktu dekat. “Nah ini akan kita lihat, kan sudah dihitung-hitung, kita bisa memperbaiki aspek birokrasi dan meningkatkan efisiensi pelabuhan itu dari 24 persen ke 19 persen bisa dicapai dalam waktu dua tahun. Itu masih tinggi loh,” ujar Sofyan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan biaya logistik Indonesia masih sangat tinggi apabila dibandingkan Malaysia dan Singapura. Rini menegaskan hingga 2019, pemerintah membutuhkan dana Rp 109 triliun untuk mengurangi biaya logistik tersebut.
“Dari 2014 sampai 2019 setidaknya kita butuh Rp 109 triliun untuk bangun konektivitas itu,” ujar Rini.
Source by : Merdeka.com